Sabtu, 31 Maret 2012

PDKT with Ubuntu 11.04 Season 5


ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات

Alhamdulillah wa syukurillah atas segala limpahan rahmat, karunia serta nikmat-Nya yang telah dan sementara ini  saya rasakan. Sholawat berisi salam untuk Rosululloh Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam..

Aga kareba hari ini?? semoga dalam keadaan sehat wal'afiat baik jasmani lebih2 ruhaninya yaa..aamiin

Semoga anta wa anti sekalian jg tidak pernah bosan membaca postingan saya, khususnya tentang pengalaman saya dalam mengoperasikan OS Linux Ubuntu, yaa walaupun pada kenyataannya membosankan pastinya kan!! atau tidakji??
Melihat dari awal sampai hari ini, yang saya lakukan hanya itu-itu saja. Harap maklum saja kasian, masih awam dengan sistem operasi yang satu ini. Tetapi mudah-mudahan seiring berjalannya waktu, proses pedekate alias pendekatan saya dengan Ubuntu bisa membuahkan hasil yang maksimal.

Hari ini, Sabtu 31 Maret 2012

Tepatnya di kantor abi, saya kembali bersua dengan teman baru saya 'Ubuntu'. Kali ini saya memanfaatkan wifi free yang disediakan disini untuk menemukan hal-hal yang bermanfaat tentunya dan juga untuk membuat postingan saya kali ini. Setelah di hari sebelumnya Jum'at, 30 Maret 2012 saya juga sempat mengoperasikan beberapa game yang sudah terinstal di dalam Ubuntu 11.04 ini. Diantaranya yaitu; AisleRiot Solitere, Sudoku dan Mahjongg. Di antara ketiga game ini hanya dua yang saya bisa ngerti dan mainkan yaitu Sudoku dan Mahjongg, karena belum puas dengan permainan itu sayapun kemudian melihat koleksi permainan yang bisa di instal. Lumayan lama saya melihatnya namun tidak ada satupun yang bisa saya instal pada saat itu karena di rumah saya memang tidak ada koneksi internet. Olehnya itu, saya berniat untuk menginstalnya besok, ya tepatnya saat ini di kantor abi tercinta.

Baru saat itu juga saya menyempatkan waktu untuk menjelajah semua aplikasi pada setiap software yang disediakan oleh Ubuntu, dan Subhanallah semuanya pada menarik hati saya untuk menginstalnya, tapi melihat kondisi RAM yang terbatas sepertinya tidak mungkin bisa terinstal semua deh :(

Jadi teringat firman Allah yang berbunyi,"Innahu laa yuhibbul musrifyn" (Sesunggunya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan)
hehehe Masya Allah, semoga saya tidak termasukji deh dan mungkin ini hikmah juga buat saya :)

Jama'aaah..Kembali ke Laptop!!
Hari ini Alhamdulillah beberapa aplikasi sudah berhasil terinstal. Teringat akan tugas pada salah satu mata kuliah about terminal command line pada Ubuntu, olehnya itu saya menjalankan program tersebut untuk sekedar melatih dan mengingat kembali cara / dasar-dasar pengoperasian beberapa kata kunci seperti; 
- Melihat directory from Ubuntu Terminal
- Make directory from Ubuntu Terminal
- Copy file from Ubuntu Terminal
- Menghapus layar Ubuntu Terminal
- Turn off computer from Ubuntu Terminal, dll

Dan baru setelah itu, saya kemudian mencoba membuat tugas saya. Dan Alhamdulillah sudah selesai tinggal di print saja. Hanya saja, saya belum tahu cara nge-printnya itu gimana?? mungkin mau nanya teman-teman di kampus dulu.

Oh iyaa, postingan saya untuk hari ini cukup sampai disini dan Insya Allah akan saya lanjutkan pada season selanjutnya. Tak lupa saya ucapkan syukron jazakumulloh khoiran katsiron tsumma wassalamu'alaykum.

Kamis, 29 Maret 2012

With Ubuntu 11.04 Season 4


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah.


Alhamdulillaahi robbil 'alamiyn..wassholaatu wassalaam 'alaa nabiyyina Muhammad..
Hari ini, Kamis 29 Maret 2012 merupakan hari libur yang sangat melelahkan, dimana di pagi harinya saya sempat mengikuti sebuah seminar nasional yang di adakan di Ballroom Makassar Golden Hotel, terebih lagi terjebak macet saat pulang dari seminar tersebut. Sekitar pukul 18.30 wita, akhirnya sayapun sampai di rumah tercinta setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam lamanya.


Sesampai di rumah, saya sempat bersih-bersih kemudian melaksanakan sholat Maghrib. Setelah itu, sayapun mengambil notebook yang sudah low dari dua hari yang lalu dan tak lupa mengambil charger untuk men-chargenya. Kemudian saya menuju ruang makan dan mengambil chemilan yang ada di dalam kulkas, setalah itu saya menuju ruang keluarga untuk ikut nonton bersama umi.


Karena merasa bosan dengan acara tv yang kebanyakan hanya memberitakan tentang aksi demo para mahasiswa, maka muncul di benak saya untuk mendengarkan musik yang ada di notebook saya, sayapun masuk ke kamar dan tetap berada di sana sambil mendengarkan musik dan ngemil. Saat mendengarkan musik sambil membaca salah satu buku favorite saya, sayapun teringat bahwa ada tugas postingan yang belum saya kerjakan. Tapi, Alhamdulilllah tanpa sadar sayapun menjalankan pemutar musiknya di 'Banshee Media Player' milik Ubuntu 11.04. Jadi, kegiatan itu sudah termasuk ke dalam salah satu kegiatan saya hari ini bersama Ubuntu.


Kebetulan ada tugas pada salah satu mata kuliah saya yang  sebenarnya pengumpulannya masih minggu depan, jadi saya melanjutkan kegiatan bersama Ubuntu dengan mengerjakan salah satu tugas presentasi Bahasa Inggris tersebut pada program pengolah presentasi Ubuntu bernama 'LibreOffice Presentation' dan tentunya sambil mendengarkan musik. Karena waktu sholat Isya sudah masuk, sayapun menghentkan kegiatan saya pada saat itu, dan berniat melanjutkannya ba'da sholat.


Setelah sholat, saya sempat makan malam bersama kedua orangtua dan selanjutnya kembali mengerjakan presentasi itu. Dan sekitar pukul 23.30 wita presentasi itupun selesai dan karena mata tinggal berapa watt untuk redup dan keletihan juga karena kegiatan saya seharian ini, sayapun menutup program ini kemudian menghentikan pemutar musik yang sudah lurmayan lama berjalan. Selanjutnya, merebahkan diri di tempat berlabuhnya mimpi saya.


Akhir kata, syukron jaziylan 'alaa ikhtimamikum tsumma Wassalamu'alaykum


Good night n see U next time

Minggu, 25 Maret 2012

Kegiatan bersama Ubuntu 11.04 Season 3

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
'Ahlan Wa Sahlan'
 
Bismillah..
Hamdan wa syukron lillah wassholaatu wassalaam 'alaa nabiyyina Muhammad shallallaahu wasallam..
gimana kabarnya hari ini, semoga dalam keadaan sehat wal 'afiat seperti saya hehehe..الحمد لله

Minggu, 25 Maret 2012 kemarin, saya mengawali aktifitas dengan mengerjakan kegiatan wajib seorang wanita di pagi hari. Setelah itu, mengingat masih ada tugas postingan yang mesti saya masukkan di blog pada hari ini, sayapun mengambil notebook kemudian mengaktifkannya yang tentunya booting menggunakan OS Linux Ubuntu 11.04.

Setelah desktopnya tampil, sayapun mencoba membuka kumpulan photo saya kemudian mengedit beberapa dari photo tersebut. Selanjutnya, saya kembali mencoba untuk memainkan musik dari pemutar audio 'Banshee Media Player' yang kemarin sempat gagal dan sempat saya singgung pada postingan http://muslimahsholeha.blogspot.com/2012/03/pengalaman-kedua-mengoperasikan-ubuntu.html kemarin. Tetapi, sepertinya hari ini nasib sayapun demikian tidak ada satupun lagu yang bisa terputar, membuat saya semakin penasaran saja. Sempat saya ingat, jikalau saat saya hendak memutar lagu tersebut muncul satu kotak dialog instruksi, akhirnya sayapun kemudian mengikuti instruksi tersebut tapi tetap tidak ada perubahan. Jadi, harapan saya saat itu semoga besok ada teman yang tahu dan bisa membantu saya memberikan solusi dari masalah ini.

Kemudian saya keluar dari aplikasi pemutar audio itu, dan terpikir dibenak saya untuk menjalankan permainan yang sebelumnya sudah terinstal di OS Windows7 saya. Tapi, hal itu kembali membuat saya bingung karena ternyata game tersebut juga tidak bisa berjalan. Ingin rasanya mengetahui beberapa masalah yang saya temui dalam pengoperasian beberapa program di Ubuntu 11.04 ini. Tetapi, kembali lagi saya belum mengisi ulang modem saya yang stoknya sudah lama habis (lagi ngirit dulu soalnya hehehe). Jadi, saat itu tidak ada usaha yang bisa saya lakukan untuk mencari solusinya, hanya perasaan bingung dan penasaran yang melanda saya. Selain itu, pada hari yang sama saya juga sempat membuka beberapa program yang sebetulnya masih awam bagi saya juga membaca kumpulan software gratis yang telah tersedia di Ubuntu Software dimana hanya membutuhkan koneksi internet untuk mendapatkannya. Saat itu, saya hanya bisa gigit jari melihat aplikasi-aplikasi yang menurut saya sangat menarik itu.

Hanya ini kegiatan saya bersama Ubuntu pada hari Minggu kemarin dan saya lanjutkan pada hari Senin ini.

***

Hari Senin, 26 Maret 2012 di kampus, cuaca begitu bersahabat pagi ini walaupun tadi sempat telat sampai kampus tapi Alhamdulillah dosen mata kuliah pagi ini belum masuk jadi masih bisa mengatur nafas dengan baik. Sambil menunggu beliau, tepatnya di koridor depan lab Elektronika Digital saya duduk-duduk bersama salah seorang teman saya, yang kebetulan dia sudah cukup lama menjadi user Ubuntu dikarenakan Windows yang sebelumnya juga telah terinstal di PCnya mengalami crash, dan sampai saat ini dia belum menginstalnya.

Kepadanya, saya mencoba menanyakan satu dari dua masalah yang saya hadapi dalam pengoperasian aplikasi di Ubuntu yaitu mengenai lagu yang tidak bisa terputar pada 'Banshee Media Player'. Dan dia menjelaskan kepada saya bahwa hal tersebut terjadi karena sebelumnya diperlukan instalasi pada lagu ataupun video yang akan diputar dan untuk itu dibutuhkan koneksi internet.

Akhirnya, sayapun paham dengan hal ini, kemudian dengan memanfaatkan wifi gratis di kampus dan saya mencoba untuk menginstalnya dan sekarang saya sudah bisa mendengarkan lagu maupun nada kesukaan saya.
Demikianlah, serangkaian postingan pengalaman saya bersama Ubuntu 11.04, semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi diri saya pribadi. Akhirul Qalaam Wassalamu'alaykum

***

Salam Ukhuwah Fillah

Sabtu, 24 Maret 2012

AktivitasQ with Ubuntu 11.04 Season 2

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Alhamdulillah wa syukurillah masih diberikan nikmat kesehatan dan kesempatan olehNya untuk menulis pengalaman kedua saya mengoperasikan Ubuntu 11.04. Setelah sebelumnya telah menulis pengalaman pertama pada link http://muslimahsholeha.blogspot.com/2012/03/hari-pertama-mengoperasikan-ubuntu-1104.html. Shalawat berisi salam kepada baginda Rosulullah shallallaahu 'alaihi wasallam kepada keluarganya, para sahabatnya juga para pengikutnya yang tetap Istiqomah mengikuti ajaran beliau.

Siapapun dan dimanapun Anda, semoga senantiasa diberikan nikmat yang sama dan selalu berada dalam naungan kasih sayangNya..Allahumma Istajib

Bismillah..
Hari kamis kemarin, tanggal 22 Maret 2012 seusai mata kuliah di kampus, saya bersama beberapa teman saya tinggal sejenak di depan ruangan Lab.Pengukuran untuk istirahat sambil membuka laptop atau notebook kami masing-masing. Saat itu, saya kembali menjalankan OS Linux Ubuntu 11.04. Di situ, saya mencoba untuk mengubah tampilan theme, background dan font pada desktop sesuai dengan apa yang saya inginkan. الحمد لله   caranya tidak jauh beda dengan penggunaannya pada OS Windows. Jadi, kekhawatiran untuk salah dalam pengoperasiannyapun hilang dan sekarang tampilannya juga sudah sesuai dengan keinginan saya.

Pada hari yang sama, saya juga memanfaatkan wifi gratis yang disediakan oleh kampus untuk memposting salah satu tugas kuliah di blog kesayangan saya ini dan tak lupa melakukan kewajiban saya saat menjalankan blog, yaitu browsing artikel-artikel Islami yang akan saya jadikan sebagai bahan postingan di blog, dan sebagai bahan bacaan untuk selanjutnya saya diskusikan bersama Abi (Ayah) tercinta, sekaligus sebagai bahan belajar saya pribadi. Setelah semuanya selesai, kamipun pulang ke tempat tinggal masing-masing.

Kegiatan saya bersama Ubuntu pada hari Kamis, cukup itu saja 
& saya lanjutkan di keesokan harinya.

Hari Jum'at, tanggal 23 Maret 2012

Kebetulan karena hari itu lagi libur Nasional, saya menemani Abi ke kantornya untuk mengerjakan tugas beliau. Saat itu, saya sempat membantunya mengerjakan tugas dengan ikut mengetikkan beberapa page. Walau hanya itu, tapi ssetidaknya bisa sedikit meringankan beban beliau dan dengan harapan semoga bisa bernilai Ibadah di sisiNya..آمِيـنَ

Sambil duduk-duduk membaca beberapa judul artikel yang ada di ruangan beliau, sayapun membuka notebook yang saya bawa dari rumah, rencananya ingin memutar beberapa lagu dan nada kesukaan saya sambil nantinya membaca artikel. Dengan keyakinan bahwasanya data di Windows bisa dijalankan di Linux plus ingin lebih terbiasa menggunakan Ubuntu, maka saat booting saya langsung memilih Ubuntu sebagai OS yang akan saya gunakan untuk memutar lagu dan nada tsb yang sebelumnya telah tersave di OS Windows.

Saat mencoba untuk memutarnya pada aplikasi pemutar musik di Ubuntu yang bernama 'Banshee Media Player' ternyata keyakinan dan harapan saya bertolak belakang dengan hasilnya. Lagu tersebut tidak bisa terputar, sebagai orang yang masih awam dengan Ubuntu sayapun merasa bingung, dan akhirnya untuk jaga-jaga jangan sampai tejadi hal yang tidak saya inginkan sayapun menutup aplikasi tersebut dan berniat untuk menanyakan seputar masalah ini kepada teman-teman di kampus. Setelah itu, sayapun hanya melanjutkan kegiatan untuk membaca artikel saja.

Tetapi, jika ada kerabat yang paham soal ini dan mengetahui solusinya, dimohon untuk berbagi 'Ilm kepada saya yang masih awam ini dengan meninggalkan komentar di bawah. Semoga 'Ilmnya bermanfaat yaa..

Mungkin, hanya ini yang dapat saya tulis kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. Syukron jaziylan 'alaa ikhtimamikum, sampai jumpa pada postingan selanjutnya wassalamu'alaykum

Salam Ukhuwah fillah

Rabu, 21 Maret 2012

Mengoperasikan Ubuntu 11.04 Season 1


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم  
Yaa akhi wa ukhti ألسـلام عليكم
Kayfa khaluk fii haadzal yaum?? Semoga ana wa antum selalu berada dalam Lindungan kasih sayang-Nya..aamiin
I wanna tell you about the first time I use OS Ubuntu 11.04.
Hari ini Rabu, 21 Maret 2012 untuk yang pertama kalinya saya menggunakan OS Ubuntu versi 11.04 Natty Narwhal yang telah saya instal dari beberapa bulan yang lalu untuk browsing tugas-tugas kuliah yang udah numpuk. Setelah sebelumnya saya bertanya kepada salah seorang teman gimana cara mengatur proxy di Firefox yang udah tersedia di OS Ubuntu ini. Ternyata cara ngaturnya tidak jauh beda dengan cara saya mengatur di OS Windows yang juga ada di PC saya.
Selain browsing, saya juga sempat membuat beberapa file untuk tugas kuliah dengan menggunakan ‘LibreOffice writer’ sebuah program pengolah data yang disediakan pihak Ubuntu, layaknya ‘Microsoft Word’ pada OS Widows, dan ‘LibreOffice impress’ sebuah program pengolah presentasi, layaknya ‘Microsoft PowerPoint’ pada Windows. Akan tetapi, ada suatu hal yang yang membuat saya sedikit kesal. Saat itu, saya sedang membuka salah satu tugas presentasi yang sebelumnya telah saya buat di ‘Microsoft PowerPoint’. Setelah menampilkan file tsb, ternyata ada beberapa format tampilan yang tidak sama alias berubah dan makin berantakan saja saat saya tampilkan di ‘LibreOffice impress’. Olehnya itu, saya mencoba untuk mengatur (mengedit) agar terlihat agak rapih. Saat mengedit, tiba-tiba programnya lambat loading atau yang biasa saya sebut lalod. Hal itu masih bisa saya pahami, karena mungkin ini merupakan kali pertama saya mengoperasikan program tsb sehingga belum terbiasa dan juga melihat kapasitas file saya yang lumayan besar jadi mungkin agak sedikit lalod. Karena saat itu, dosen salah satu mata kuliah sudah datang maka dengan tergesa-gesa programnya langsung saya tutup dan berniat untuk mengeditnya kembali di ‘Microsoft PowerPoint’ punya Windows saja.
Setelah kuliah selesai, sambil menunggu dosen selanjutnya saya melanjutkan untuk mengeditnya kembali, tetapi saat itu saya menggunakan ’Microsoft PowerPoint’. Saat membuka filenya, saya kaget karena ada kotak dialog yang muncul dan menginstruksikan tuk me-repair file saya ini. Dengan perasaan was-was saya kemudian mengklik instruksi tersebut dan tak lama kemudian file saya muncul. Akan tetapi, saya semakin kesal saat melihat sedikitnya lebih dari 10 slide saya hilang dan slide yang lain berubah. Saat itu, saya hanya bisa mengelus dada dan beristighfar sambil kembali mengerjakan slide saya yang hilang dan mengatur slide yang sedikit berubah. Kekesalan ini terjadi jika mengingat tugas ini saya selesaikan malam harinya dari ba’da Isya hingga pukul setengah dua dini hari dan dimana harus saya buat kembali dikarenakan kesalahan saya sendiri.
Dari pengalaman ini saya bisa mengambil hikmah yang sangat berarti bagi diri saya pribadi, dimana jadi orang itu jangan tergesa-gesa dan tentunya harus selalu sabar dan ikhlas bila sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada diri kita.
Pengalaman yang menurut saya cukup menyedihkan ini, tidak begitu saja membuat hati saya berpaling pada Ubuntu. Malahan, rasa penasaran saya terhadap salah satu OS berbasis Linux ini makin bertambah ketika teringat kata Pak Onno W.Purbo seorang pakar IT Indonesia dalam sebuah seminar mengatakan bahwa, “Jika ingin berubah menjadi lebih baik, mari jadi muallaf ke Linux.”
Dan adapun kalimat beliau yang memotivasi saya agar tidak putus asa untuk mempelajari Ubuntu ini yaitu, “Man Jadda Wajada” yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh maka mendapatlah (hal yang bermanfaat) ia.
‘So, welcome to Linux, and thank you for Windows.’
Pengalaman hari ini akan saya kenang selalu sebagai pelajaran dan motivasi buat saya untuk menjadi insan yang lebih baik dalam bertindak maupun dalam bertutur kata. Syukron Jazakumulloh katsiron buat saudara(i) yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca post saya ini. Insya Allah, cerita pengalaman saya selanjutnya akan di posting dilain waktu. Semoga bermanfaat, salam ukhuwah wassalamu’alaykum.
Hormat anaa: Nur Indah Sari

Minggu, 18 Maret 2012

” Jangan Ada Dusta Mencintai ALLAH "

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Hubbud Dunia (Cinta Dunia). Itulah sebuah judul besar penyakit yang menghinggapi banyak umat saat ini. Eksistensi dunia melebihi eksistensi Allah. Celakanya lagi, bahkan banyak manusia yang sudah merusak fitrahnya sebagai makhluk. Dengan menuhankan dunia. Na’udzubillahi mindzaliq. Semoga hal yang demikian ini terhindar dari diri kaum muslimin dan orang-orang yang beriman. Orang-orang yang masih meninggikan asma-Nya, dan memuliakan kekasihnya, Muhammadur rasulullahu salallahu ’alaihi wasallam.

Penyakit cinta dunia dan takut mati memang bukan hari ini saja terjadi. Ini adalah kisah dan perilaku yang berulang-ulang. Tentu ingat bagaimana Fir’aun (Ramses II) yang menganggap dirinya Tuhan. Berkuasa penuh atas diri manusia. Tapi, ketika maut menjemputnya (tatkala ia digulung lautan saat mengejar nabi Musa as), barulah ia bermunajat pada Allah swt. Sayang, semuanya terlambat. Hanya saja, tubuhnya hingga kini tetap dijaga oleh Allah, sebagai pelajaran bagi umat di kemudian hari.

Dasar penyakit, cinta dunia hingga kini masih saja terus berulang. Wujud dan bentuknya beragam. Namun, pada prinsipnya, cinta dunia selalu dipicu oleh materi. Sehingga, banyak manusia hari ini berlomba-lomba mencari rezki tanpa mengenal siang dan malam. Kerja keras siang malam, pergi pagi pulang malam, peras keringat banting tulang demi dunia. Sayang, mereka lupa dengan Maha Pemilik Materi, Allah ’Azza wa Jalla. Tak takutkah mereka dengan azab Allah?

Obatnya segeralah bertobat. Kembalilah mencintai Allah dengan tidak menafikan dunia. Karena sungguh besar manfaatnya untuk jiwa dan raga. Syurga balasannya bagi orang yang mau mencintai Allah. Tapi tidak pula mencintai Allah dengan jalan riya’. Cintailah Allah dengan ikhlas. Zuhud-lah kepada Allah, seperti halnya Muhammad saw yang hingga akhir hayatnya memilih menjadi anak-anak langit, bukan anak-anak dunia.

Abu Bakr ash-Shiddiq ra, (rela) memberikan seluruh harta kekayaannya kepada Nabi Muhammad saw, demi berjuang di jalan Allah swt, demi Islam sebagai totalitas hidup. Seorang pecinta tidak akan menyembunyikan apa pun dari kekasihnya, bahkan ia akan memberikan segala sesuatu padanya. Begitulah pelajaran yang dapat dipetik dari Abu Bakar, orang terpandang di zamannya.

Syarat mencintai Allah memang dengan bala cobaan. Hal itu pulalah yang dilalui oleh nabi-nabi Allah terdahulu hingga Rasulullah saw. Maka, setiap bala cobaan disertai pula dengan kesetiaan. Agar tidak dicap hanya mengaku-ngaku cinta Allah dengan kebohongan, kemunafikan, dan riya’. Jalan (menuju) al-Haqq ’Azza wa Jalla membutuhkan kejujuran (kesungguhan-shidq) dan cahaya makrifat. Di akhir cinta itulah seorang muslim akan meraih kebahagiaan hidup yang diimpikannya. Seperti halnya Muhammad saw berhasil membuat Islam jaya berabad-abad lamanya.

Jikalau kedekatan dengan-Nya sudah benar-benar shahih, maka Dia akan mengucurkan anugerah kemurahan-Nya. Dia akan membuka pintu-pintu bagian-Nya (qadha dan qadar), pintu kelembutan, pintu rahmat, dan jendela anugerah-Nya. Dia genggam dunia untuk umat yang bersyukur, lalu membentangkannya seluas-luasnya. Tentunya semua anugerah ini hanya diberikan-Nya para manusia-manusia pilihan. Karena Dia Maha Mengetahui akan ketaqwaan mereka. Mereka tidak pernah menyibukkan diri dengan sesuatu sampai terlena melupakan-Nya.

Nabi saw termasuk orang yang ditawari dunia, namun tidak sibuk mengurusinya dan lupa melayani-Nya. Beliau tidak menoleh pada bagian-bagian (rezki) dengan segala kesempurnaan zuhud dan penentangan. Beliau pernah ditawari kunci-kunci kekayaan bui, namun justru beliau mengembalikannya sembari berkata, “Tuhan, hidupkanlah aku sebagai orang miskin dan matikan aku sebagai orang miskin, serta kumpulkan aku kelak bersama orang-orang miskin”. Bagi kita kaum muslimin, tentu perjuangan Rasulullah saw ini sangat mulia di sisi-Nya. Perjuangan yang diberikannya, adalah demi umat Islam, sebagai umat terbaik di atas bumi Allah swt.

Zuhud adalah anugerah kesalehan. Seorang Mukmin bebas lepas dari beban ambisi mengumpulkan duniawi, tidak pula rakus dan terburu-buru. Berzuhud atas segala sesuatu dengan segenap hati dan berpaling darinya dengan segenap nurani. Seorang muslim hanya sibuk dengan apa yang diperintahkan kepadanya. Dia tahu pasti bagiannya tidak akan lepas darinya, hingga dia pun tidak perlu mencarinya. Dia biarkan bagian-bagian (duniawi) berlari mengejar di belakangnya, merendah dan memohon-mohon padanya untuk menerimanya.

Dikisahkan kembali oleh ’Abdul Kadir al Jilani tentang Sufyan ash-Shawri, pada awal menuntut ilmu, di perutnya terikat sabuki himyan berisi uang 500 dinar untuk keperluan hidup dan belajar. Dia ketuk-ketuk sabuk itu dengan tangannya seraya berkata, ”Jika tidak ada engkau, pastilah mereka sudah membuang kita”. Setelah diperolehnya ilmu dan makrifat pengetahuan al-Haqq Azza wa Jalla, maka dia sumbangkan sisa uang yang ada padanya untuk kaum fakir dalam waktu satu hari seraya berkata, ”Jikalau langit adalah besi yang tak mencurahkan hujan, bumi berupa batu cadas yang menumbuhkan (tanaman) dan aku pun (harus) berkonsentrasi mencari rezki, maka pastilah aku menjadi kafir”.

Maka setiap orang mukmin bekerja dan berinteraksi dengan sarana sampai iman benar-benar kuat, baru setelah itu berpindah dari sarana (sabab) pada Pemberi sarana (Musabib). Para nabi juga bekerja, bermodal, dan berhubungan dengan sarana duniawi pada awal keadaan mereka, baru pada akhirnya, mereka pasrah diri (tawakal). Mereka mensinergikan kerja dan tawakal sebagai awalan dan akhiran, syariat dan hakikat. Diriwayatkan dari Nabi saw, “Bahwasanya seorang laki-laki datang menghadapnya, lalu berkata, ‘Aku mencintaimu karena Allah ‘Azza wa Jalla’. Beliau pun bersabda padanya, ’Jadikan bala cobaan sebagai jubah, jadikan kefakiran sebagai jubah’”. Sebuah pepatah Arab juga mengatakan: Jangan dekati ular dan macan, sebab mereka bisa membinasakanmu. Jika engkau seorang pawang, bolehlah engkau dekati ular itu, dan jika engkau sudah memilih kekuatan, maka dekatilah macan itu.

Seorang laki-laki pernah bertemu Abu Yazid al-Bisthami, kemudian lama menengok ke kanan dan ke kiri. Abu Yazid pun menegurnya “Ada apa gerangan?” Ia menjawab, ”Aku ingin (mencari) tempat bersih untuk melaksanakan shalat”. Abu Yazid langsung menukas, “Bersihkan hatimu dulu dan barulah shalat sebagaimana kehendakmu”. Memang, riya’ adalah rintangan di tengah jalan kaum (Sufi) yang tidak mau harus mereka seberangi. Riya’, ujub, dan kemunafikan, termasuk anak-anak panah Setan yang dileparkan ke dalam hati.

Jangan terlena dengan hembusan-hembusan (bujuk rayu) Setan, dan jangan kalah oleh panah-panah nafsu. Sebab ia (nafsu) melempari jiwa orang mukmin dengan panah Setan, dan memang Setan tidak dapat menguasai jiwa orang mukmin kecuali dengan sarana nafsu. Setan jin tidak dapat menguasai kecuali lewat media Setan manusia, yaitu nafsu kolega-kolega yang buruk. Memohonlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla’ dan mintalah tolong pada-Nya dalam menghadapi musuh-musuh ini, niscaya Dia akan memberi pertolongan.

Orang yang tertolak (al-mahrum) adalah orang yang menolak al-Haqq ‘Azza wa Jalla dan kehilangan kedekatan bersama-Nya di dunia dan akhirat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam beberapa kitab-Nya, “Hai anak Adam! Jika Aku melewatkanmu, maka akan lepas (dari)mu segala sesuatu”. Bagaimana al-Haqq ‘Azza wa Jalla tidak melewatkan harapan orang mukmin jika mereka berpaling dari-Nya, dan dari kaum Mukmin serta hamba-hamba-Nya yang saleh, bahkan malah menyakiti mereka secara lahir dan batin. Nabi saw bersabda, “Menyakiti orang Mukmin lima belas kali lebih besar (dosanya) di sisi Allah daripada merobohkan Ka’bah dan a-Bait al-M’mur”.

Janganlah takut pada siapa pun, baik jin, manusia, maupun malaikat. Jangan takut pula pada apa pun, baik hewan yang berbicara maupun yang diam. Jangan takut dengan penderitaan dunia, dan jangan takut pula dengan siksa akhirat, akan tetapi takutlah pada Sang Pemberi azab siksaan. Yang menurunkan penyakit adalah juga yang menurunkan obat. Tentu saja, ia pula yang lebih mengerti tentang kemaslahatan daripada selainnya. Jangan kecam Allah ‘Azza wa Jalla’dalam segala tindakan-Nya (fi’l. Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia akan merampasnya (ikhtiar dan duniawinya), jika memang ia bersabar (menghadapinya), maka Dia akan mengangkat (derajat)nya, membaguskan (taraf kehidupannya), memberinya (anugerah), dan membuatnya kaya.

Abdul Qadir al-Jailani pernah berkata, “Cegahlah nafsu dari syahwat kesenangan dan kelezatan. Berilah dia makanan yang suci tanpa najis. Makanan yang suci adalah makanan yang halal. Adapun makanan yang najis adalah haram. Berilah dia sarapan yang halal hingga dia tidak menjadi sombong, tinggi hati, dan kurang ajar. Ya Allah, kenalkanlah kami dengan-Mu, hingga kami mengenal-Mu”. aamiin
 
Walloohu a'lam tsumma assalamu'alaykum wr.wb 
 
Post, min: Dakwatuna

Mencintai Allah dan RasulNya Melebihi Diri Sendiri

 

وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ

“…Orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah [2] : 165)
Ciri orang yang beriman adalah mencintai Allah dan RasulNya melebihi bapak, anak, saudara, istri, keluarga, kekayaan, bisnis, dan rumah mereka:

قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ

“Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. ” [At Taubah 9:24]
Orang yang beriman rela mengorbankan harta dan nyawa mereka demi Allah dan RasulNya:

مَا كَانَ لِأَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُوا۟ عَن رَّسُولِ ٱللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا۟ بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِۦ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌۭ وَلَا نَصَبٌۭ وَلَا مَخْمَصَةٌۭ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَطَـُٔونَ مَوْطِئًۭا يَغِيظُ ٱلْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّۢ نَّيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُم بِهِۦ عَمَلٌۭ صَٰلِحٌ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” [At Taubah 9:120]

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍۢ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍۢ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah 5:54]
Imam Bukhori meriwayatkan dari Anas bahwa seorang laki-laki dari penduduk kampung datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata; “Wahai Rasulullah, kapankah hari Kiamat akan terjadi?” beliau menjawab: “Celaka kamu, apa yang telah kau persiapkan?” laki-laki itu berkata; “Aku belum mempersiapkan bekal kecuali aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Beliau bersabda: “Kalau begitu, kamu bersama dengan orang yang kamu cintai.”
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda: Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka. (Shahih Muslim No.60)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda: Seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua orang. (Shahih Muslim No.62)

ٱلنَّبِىُّ أَوْلَىٰ بِٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَٰجُهُۥٓ أُمَّهَٰتُهُمْ

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka…” [Al Ahzab 33:6]
Pada akhirnya kecintaan kepada Allah dan RasulNya membuat kita mencintai yang lainnya seperti Ibu, Bapak, Guru, orang-orang yang beriman, bahkan terhadap sesama makhluk hidup.
Cinta kepada Allah dan RasulNya di atas yang lain membuat kita bisa pergi berperang dengan mengorbankan harta dan jiwa kita.
Sebaliknya, jika ada orang yang dengan alasan mencintai Allah dan RasulNya di atas yang lain, lalu terhadap sesama manusia dia tidak sayang bahkan terhadap ibu dan anak-anaknya, maka itu juga keliru.
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Aqra` bin Habis pernah melihat Nabi saw. sedang mencium Hasan. Dia (Aqra` bin Habis) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi. (Shahih Muslim No.4282)
Sewaktu masih kecil Husain cucu Rasulullah Saw. bertaya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: “Apakah ayah mencintai Allah?” Ali ra menjawab, “Ya”. Lalu Husain bertanya lagi: “Apakah ayah mencintai kakek dari Ibu?” Ali ra kembali menjawab, “Ya”. Husain bertanya lagi: “Apakah ayah mencintai Ibuku?” Lagi-lagi Ali menjawab,”Ya”. Husain kecil kembali bertanya: “Apakah ayah mencintaiku?” Ali menjawab, “Ya”. Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, “Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?” Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: “Anakku, pertanyaanmu sungguh hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah”. Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.
Bagaimana caranya agar kita bisa mencintai Allah dan RasulNya melebihi yang lain termasuk diri kita?
Sulit memang.
Umumnya orang itu mencintai dirinya sendiri. Jika dia mencintai yang lain, itu karena 2 hal. Pertama yang lain itu memberi kebaikan, kenikmatan atau kepuasan pada dirinya. Yang kedua adalah karena yang lain itu merupakan sebab atau perantara pada hal-hal yang memberi kebaikan, kenikmatan atau kepuasan pada dirinya. Contohnya manusia itu senang makanan karena memberi kepuasan pada dirinya. Dia juga suka kepada uang yang dengan itu, dia bisa mendapat makanan.
Agar kita bisa mencintai Allah, kita harus yakin bahwa Allah memberi banyak kebaikan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri kita. Allah yang menciptakan diri kita. Allah menciptakan 2 tangan, 2 kaki, mata dan mulut kita.

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur” [Al Mu’minuun 78]
Saat kita mencintai ibu kita, istri kita, dan anak kita, ingatlah Allah yang menciptakan mereka semua. Tanpa Allah, mereka tidak akan ada bersama kita. Oleh karena itu kita harus mencintai Allah melebihi mereka.
Allah telah menciptakan semua untuk kita. Diri kita, keluarga kita, teman-teman kita, bumi, langit, beserta seluruh isinya. Nikmat Allah yang kita terima tidak akan bisa kita hitung.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An Nahl 18]
Hikmah Mencintai Allah di atas yang lain
Jika kita mencintai selain Allah melebihi rasa cinta kepada Allah, hanya akan membuat kita sedih. Karena selain Allah itu fana. Akan binasa. Jika bukan kita yang meninggalkannya, merekalah yang meninggalkan kita. Banyak orang yang frustrasi, depresi, dan putus asa karena lebih mencintai selain Allah.
Jika kita lebih mencintai diri kita sendiri, kita akan selalu was-was karena kita akan jadi tua, buruk, lemah, dan akhirnya meninggal.
Jika kita lebih mencintai ibu, bapak, istri, anak, kekasih, dan sebagainya daripada Allah, maka jika mereka meninggal, hati kita akan hancur. Hidup kita bisa hampa.
Tapi jika kita mencintai Allah, ketahuilah bahwa Allah itu kekal. Dia akan selalu bersama kita di dunia dan di akhirat nanti.  Insya Allah jika kita lebih mencintai Allah dari yang lain, kita tidak khawatir atau pun bersedih hati karena Allah senantiasa bersama kita.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)

Bagaimana dengan ciri-ciri hamba yang mencintai Allah?

Ustadz Muhammad Arifin Ilham menjelaskan dengan baik di sini:

Ciri Hamba-Hamba Allah yang Mencintai Allah SWT

Ustadz Muhammad Arifin Ilham
Saudara-saudariku yang kucintai karena Allah. Kali ini kita membahas tentang ciri hamba-hamba Allah yang mencintai Allah SWT.
Yang pertama, Allah tujuan hidupnya, Allah ghayatuna.
Yang kedua, sangat taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegang teguh pada syariat Allah SWT.
Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh.
Yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk kemaslahatan dirinya.
Yang kelima, selalu ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti selama itu ia bersama Allah.
Yang keenam, mengunjungi rumah Allah, Ka’bah Baitullah, Haji bagi mereka yang mampu. Umroh demi umroh, mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, ia jaga shalat berjamaah.
Kemudian mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah, ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah.
Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Qur’anul karim.
Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapa pun.
Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Janji Allah di dunia, janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq yang mulia.
Kemudian percaya yakin beriman ditolong oleh Allah. Inilah Allah janjikan dalam surat Yunus ayat 62.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus: 62-64)

Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Karena mereka benar-benar cinta, beriman kepada Allah, dan mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka.
Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk Allah, jihad fii sabilillah. Kemudian merindukan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepada-Nya.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik.

Referensi:



Min: http://agusnizami.wordpress.com

Senin, 12 Maret 2012

RAHASIA DI BALIK MUSIBAH

Oleh : Ulis Tofa. Lc.
Sumber : Dakwatuna
 
Tidaklah Allah swt. menciptakan peristiwa, atau kejadian sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari berbagai macam peristiwa yang terjadi. Islam sangat mendorong umatnya untuk menggunakan potensi yang Allah swt. berikan kepadanya; penglihatan, pendengaran, hati, panca indra yang lain agar difungsikan untuk merenung hikmah dibalik peristiwa.

قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (QS. Al-An’am:11)
Ayat yang senada seperti di atas sangatlah banyak dalam Al-Qur’an. Dengan redaksi yang beragam, tapi kesimpulannya adalah satu, menggunakan pemberian Allah untuk merenung dan mengambil pelajaran yang sangat berharga dari berbagai peristiwa bencana yang terjadi silih berganti ini. Ada beberapa rahasia dibalik musibah dan bencana yang selama ini terjadi bahwa:


Pertama, Allah Penentu Kehidupan, Dzat yang Maha Perkasa.


Bahwa dibalik kehidupan ini ada yang punya, ada yang mengatur. Dialah Allah Rabbul Izzah, Tuhan yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan. Di Genggaman-Nya lah semua kehidupan ini dikendalikan. Allah hanya butuh berkata “Kun Fayakun, terjadi! maka terjadilah”. Allah memiliki nama-nama, di antaranya; Al-Khaliq –Pencipta-, Al-Muhaimin –Yang Mengatur-, Al-Muhyi –Yang Menghidupkan-, Al-Mumit –Yang Mematikan-, Adh-Dhaar –Yang Memberi Madharat-, An-Nafi’ –Yang memberi Manfaat-, dst.


Manusia tidak bisa mengatur-atur. Manusia tidak mungkin bilang “hai merapi, berhenti meletus… dst”, sebagaimana yang kita dengar dari pusat ahli vulkanologi dan mitigasi bencana. Allah swt. punya kehendak-Nya sendiri, bahkan Kehendak itu sudah ditulis semenjak zaman azali. Allah swt. berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ


“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Hadid/57:22)

Perhatikan potongan akhir ayat akhir di atas “Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah”

حدثنا عاصم ، قال : سمعت الحسن ، يقول في مرضه الذي مات فيه : « إن الله عز وجل قدر أجلا ، وقدر مصيبة ، وقدر معافاة ، وقدر طاعة ، وقدر معصية ، فمن كذب بالقدر فقد كذب بالقرآن ، ومن كذب بالقرآن ، فقد كذب بالحق »


Al-Hasan ketika menjelang mautnya berkata: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mentaqdirkan ajal, dan mentaqdirkan musibah, mentaqdirkan kesehatan, mentaqdirkan ketaatan, mentaqdirkan kemaksiatan. Maka barangsiapa yang mengingkari taqdir, ia berarti mengingkari Al-Qur’an. Barangsiapa mengingkari Al-Qur’an, sungguh ia berarti mengingkari kebenaran.”


Kedua, Musibah Akibat Perbuatan Manusia


Musibah yang menimpa umat manusia adalah karena perbuatan mereka sendiri yang melanggar peraturan Allah, merusak ekosistem kehidupan, banyak melakukan kemaksiatan dan dosa, tidak menjalankan perintah dan syariat-Nya.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ (30) وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (31

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah. ” Syuro/42:30-31


Bukan karena ada unsur mistik, karena ini, karena itu, seperti karena bulan tertentu, karena hari tertentu dll. yang justeru merusak aqidah umat. Bencana karena ulah manusia, dan itu atas kuasa Allah swt.


Ketiga, Pahala Tergantung Besarnya Musibah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، أَنَّهُ قَالَ : إِنَّ أَعْظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاءِ ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاهُمْ ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ


Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Allah mengujinya. Maka barangsiapa ridha dengan ujian Allah, baginya ridha –dari Allah-, sebaliknya, siapa yang murka, maka baginya murka –dari Allah-.” HR. At-Tirmidzi


Karena itu, tidak perlu putus asa, jangan sampai menggadaikan aqidah dengan


Keempat, Musibah Dalam Rangka Tamhis (Seleksi)


Kehidupan ini bukan statis, tapi berputar. Ada yang baik ada yang buruk, ada yang berhasil ada yang juga gagal. Itu semua adalah dalam rangka untuk menseleksi secara alamiah kualitas manusia, dan sebagai batu ujian; apakah ia lulus dengan predikat baik, lulus dengan catatan, atau malah gagal dalam menjalani usjian tersebut.

وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ


“Dan Sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.” Al-Ankabut/29:11


Ketika menjelaskan ayat ini, Mujahid berkomentar: “Manusia itu ada yang iman hanya di lisannya saja, maka ketika dia mendapatkan ujian, berupa kehilangan harta atau jiwa, sebagian manusia dilanda fitnah –goncang yang hebat-“ (Tafsir Al-Baghawi, Juz 6, Bab 11, Hal. 235)


Kelima, Istirja’ atau Mengembalikan Semua kepada Allah


Pertama kali menghadapi musibah, hendaknya iman yang berbicara, bukan hawa nafsu yang protes. Karena seseorang ditentukan oleh sikap pertama kalinya terhadap kejadian. Rasulullah saw. mengingatkan “Sesungguhnya sabar itu ketika merespon kejadian pertama kali.” Selanjutnya berdoa kepada Allah swt. agar diberikan pahala atas musibah itu dan memperoleh ganti yang jauh lebih baik.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أصاب أحدكم مصيبة فليقل إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم عندك احتسب مصيبتي فأجرني عليها وأبدلني بها خيرا منها


Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah satu di antara kalian mendapatkan musibah, maka ucapkanlah; “Sesungguhnya kami milik Allah dan kami kembali kepada-Nya, “Allahumma ‘indaka ahtasibu mushibatii, fa ajirnii ‘alaihaa waabdilnii bihaa khairan minhaa. Ya Allah kepada-Mu saya ikhlaskan musibah yang menimpaku, maka berilah pahala kepadaku atas musibah ini, dan berilah saya ganti yang jauh lebih baik darinya.” Imam Muslim


Keenam, Musibah Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat


Inilah indahnya kehidupan bagi orang yang beriman. Ujian, bencana dan bala akan menggugurkan dosa-dosa dan sekaligus mengangkat derajatnya. Tidak sia-sia, tegantung ia meresponnya. Dari Aisyah ra. ia mendengar Rasulullah saw. bersabda:

عن عائشة قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول « مَا مِنْ مُؤْمِنٍ تَشُوكُهُ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ حَطَّ اللَّهُ عَنْهُ خَطِيئَةً وَرَفَعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةً » رواه مسلم


“Tiada seorang mukmin yang tertusuk suatu duri atau bahkan yang jauh lebih sakit, kecuali Allah pasti akan menghapus kesalahan dan mengangkat derajat.” Imam Muslim


أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : « عجبًا لأمرِ الْمُؤْمِن ، إِنَّ أمرهُ كُلَّهُ خيرٌ ، ولَيْسَ ذلِكَ لأحَد إلاَّ للمُؤْمنِ ، إن أصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَر ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ ، وإنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ ، فكَانَ خَيرًا لَهُ »


Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur. Jika sedangkan memperoleh keburukan, ia bersabar, kedua-duanya baik baginya, itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin.” Sahih Ibnu Hibban


Ketujuh, Musibah sebagai Peringatan


Kejadian bencana bisa dimaknai 3 hal; Pertama sebagai siksa, jika itu menimpa orang-orang yang tidak beriman. Kedua sebagai peringatan, jika menimpa orang-orang yang beriman tapi melakukan banyak dosa. Dan ketiga, sebagai sarana mengangkat derajat, yaitu bagi orang yang beriman, hamba-hamba Allah swt.


Allah swt. berfirman:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآَيَاتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ (46) öقُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ بَغْتَةً أَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الظَّالِمُونَ (47) وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ فَمَنْ آَمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (48)ÇÍÑÈ وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (49)


46. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang Kuasa mengembalikannya kepadamu?” perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).
47. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, Maka Adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?”
48. dan tidaklah Kami mengutus Para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan Mengadakan perbaikan, Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
49. dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” QS. Al-An’am: 46-49


Ketujuh, Musibah Menyempurnakan Iman

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ مُسْتَكْمِلِ الإِيمَانِ مَنْ لَمْ يَعُدَّ الْبَلاءَ نِعْمَةً، وَالرَّخاءَ مُصِيبَةً، قَالُوا: كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:لأَنَّ الْبَلاءَ لا يَتْبَعُهُ إِلا الرَّخَاءُ، وَكَذَلِكَ الرَّخَاءُ لا تَتْبَعُهُ إِلا الْمُصِيبَة وليس بمؤمن مستكمل الإيمان من لم يسكن في صلاته” قالوا: ولم يا رسول الله؟ قال: “لأن المصلي يناجي ربه فإذا كان في غير صلاة إنما يناجي ابن آدم”.
رواه الطبراني.


Rasulullah saw. bersabda: “Tiada dianggap mukmin yang sempurna imannya orang yang tidak menganggap suatu bala’ sebagai sebuah kenikmatan, dan suatu kemudahan sebagai musibah. Para sahabat bertanya: Bagaimana itu ya Rasulullah? Rasul menjawab; “Karena tiak menyertai balak itu kecuali adanya kemudahan. Demikian juga dengan kemudian itu akan disertai dengan musibah.” Ath-Tabrani.


Allah swt. berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)


(5).Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (8). dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” QS. Al-Insyirah:5-8.

Dibalik bencana ada hikmah, ada pelajaran, ada kebaikan. Mari kita renungkan, kita temukan rahasia di balik bencana yang selama ini terjadi. Allahu a’lam

"Cara Mudah Membaca Gelang Warna Resistor"

Cara mudah membaca gelang warna pada resistor :




Resitor dengan 4 gelang:

Lazimnya gelang resistor terdapat 4 gelang kode yang umumnya digunakan untuk presisi rendah dengan toleransi 5%, 10% dan 20%. Gelang pertama dan kedua mewakili angka resistor. Gelang ketiga mengindikasi perkalian (multiplier) berapa ‘nol’ yang ditambahkan. Jika multiplier band adalah emas (gold) atau perak (silver) kemudian desimal digeser ke kiri satu atau dua (dibagi dengan 10 or 100). Gelang toleransi (tolerance band) deviasi dari nilai spesifik, biasanya terdapat jarak dari gelang lain.

Sebagai contoh, untuk resistor dengan nilai 560 ohm, 5% maka gelang warnanya adalah hijau, biru, coklat dan emas. Penjelasan: Hijau dan biru mewakili angka (56); sedangkan coklat adalah pengali (multiplier) (10) dan emas adalah toleransi (5%). Sedemikian sehingga nilainya 56*10 = 560.

Jika gelang ke tiga diubah ke warna merah, maka pengali (multiplier) akan menjadi 100, sehingga nilainya 56×100 = 5600 ohms = 5.6 k ohms. Jika gelang pengali (multiplier band) adalah emas atau perak, kemudian desimal poin akan digeser ke kiri satu atau dua tempat (dibagi dengan 10 atau 100).  Sebagai contoh, sebuah resistor dengan gelang hijau, biru, perak dan emas mempunyai nilai 56*0.01 = 0.56.

Catatan: 20% resistors hanya mempunyai 3 gelang – artinya, gelang toleransi (gelang ke empat tanpa warna).

Resitor dengan 5 gelang:

Resistor dengan gelang seperti ini digunakan untuk rangkaian elektronika dengan presisi tinggi, resistor dengan presisi 2%, 1% atau bertoleransi lebih rendah. Cara membaca gelang mirip dengan sistem sebelumnya (4 gelang); hanya saja ada perbedaan nomor dari angka. Gelang pertama, kedua dan ketiga mewakili nilai angka, gelang ke empat adalah pengali (multiplier) dan gelang ke lima adalah toleransi.


Contoh:

Resistor dengan 4 gelang:

Hijau, Biru, Merah, toleransi Perak: 56*100 = 5.6 kohms, dengan tol 10%

Coklat, Hitam, Jingga, Emas : 10*1000 = 10000 ohms (or 10K ohms), dengan tol 5%

Merah, Merah, Coklat, Perak : 22*10 = 220 ohms (220 ohms), dengan tol 10%


Resistor dengan 5 gelang:

Biru, Coklat, Putih, Coklat, Merah: 619*10 = 6190 ohms (6.19K ohms), dengan tol 2%

Merah, Merah, Coklat, Hitam, Coklat: 221*1 = 221 ohms, dengan tol 1%

Coklat, Hitam, Hitam, Merah, Coklat: 100*100 = 10000 ohms (10.0K), dengan tol 1%

Biar gampang mengingat kode warnanya, cukup hafalkan “Hi-Co-Me-Ji-Ku-Hi-Bi-U-A-Pu”

Sumber: http://coretancempluk.wordpress.com